Minggu, 02 Oktober 2011

Atas Nama HAM, Ijinkan Aku Telanjang

Wanita binal dalam dunia modern sering disebut dengan “Loosed Women”, menitik beratkan pada kepuasan dan kebebasan hidup dengan tidak lagi mengindahkan norma agama maupun masyarakat. Dalam pandangan mereka keindahan tubuhnya adalah anugrah yang tidak harus disembunyikan. Lekak-lekuk tubuh yang didunia modern disebut “artistik” sengaja ditonjolkan lewat baju ketat atau sama sekali tidak dibungkus pakaian. Itulah wanita yang imoral atau tidak tahu malu dan itulah dunia artis. Setuju atau tidak, artis memang umumnya mendapat sebutan “loosed Women”, mereka binal dan cenderung imoral.

Fenomena Loosed Women itu sendiri tidak bisa dipisahkan dari dunia modern. Ketika manusia dihadapkan pada kebutuhan hidup sementara lahan usaha makin sulit, maka orang akan cenderung berfikir praktis untuk mendapatkan uang. Jalan termudah bagaimana menjual harga diri untuk disuguhkan pada khalayak dengan tidak lagi mengindahkan norma-norma agama. Untuk legalisasi perilakunya, mereka berlindung dibalik “hak asasi, kemerdekaan bertindak, reformasi, privacy” dan sebutan lain yang hakekatnya hanya kedok dari kebobrokan perilakunya.

Tidak heran jika remaja putri antri ingin difoto telanjang di tabloid-tabloid bahkan menurut sebagian mereka, tidak dibayarpun tidak jadi masalah. Karena itulah jalan yang paling mudah untuk terkenal atau diperhatikan oleh sutradara, produser, atau pengorbit artis. Maka menjamurlah tabloid-tabloid dan klip-klip lagu dengan latar sosok gadis telanjang (atau setengah telanjang) menjajakan tubuhnya ditengah-tengah generasi yang lagi kebingungan menentukan identitas diri. Ketika ditanya atau aktifitas mereka diusik, alasannya sangat klasik, “ini hak asasi gue, suka-suka gue, tubuh-tubuh gue, ini seni, gausah ngurusin urusan orang…dll”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar