Jumat, 29 Juli 2011

Luasnya Hati

Kisah seorang pemuda yang sedang di rundung berbagai masalah,sehingga menjadikannya putus harapan. Seharian dia duduk termenung meratapi kesedihannya.Tidak jauh dari sana ada seorang tua yg diam - diam memperhatikan pemuda yang dalam kesedihan itu, maka di hampirilah pemuda itu dan berkata "Anak muda apa yg sedang kamu pikirkan sehinnga membuat kamu menjadi terbebani dan larut dalam kesedihan?"dan pemuda itu menjawab "Apa peduli dan anda tidak akan mungkin bisa merasakan apa yang saya alami saat ini...?!" dengan sabar orang tua itu berkata "nak...memang saya tidak bisa merasakan beratnya beban yang ada dalam hati dan pikiran mu, tapi aku hanya ingin mengundang mu untuk minum bersama di rumah ku...ayolah nak ikutlah dengan ku?" tanpa membantah pemuda itupun mengikuti orang tua tersebut.

Sesampainya di rumah, lalu orang tua itu membawakan secangkir kopi panas dan di berikan pada pemuda tadi "silahkan di minum kopinya nak...?!" kata orang tua itu,dan tanpa basa basi lagi pemuda itu langsung meminum nya dan setelah meminum kopi tadi pemuda itu berkata dgn emosi "cuah....pahit sekali kopi ini, apa maksud anda pak tua?!" dan orang tua itu hanya bisa tersenyum "sekarang bawa kopi pahit yang kamu minum tadi setelah itu campurlah kopi itu ke air danau yang ada di belakang rumah ku ini?!" perintah orang tua itu. semakin tidak mengerti pemuda menuruti perintah nya.

Kemudian orang tua itu berkata "sekarang kamu minum air danau yang telah kau campur kopi pahit itu", dan masih dalam pertanyaan besar, kembali pemuda itu menuruti perintah orang tua itu, "masih berasa pahitkah air yg kamu minum ?" kata orang tua itu lagi "tidak ....yg ada hanya hambar" jawab pemuda itu penuh dengan tanda tanya " apa maksud dari semua ini" kata pemuda itu lagi.dengan tersenyum mulai membrikan penjelasan:

"jika hati kita seperti cangkir maka tidak akan pernah bisa menerima kenyataan dan permasalahan hidup yg datang silih berganti,sebab seukuran cangkir menerima sesuatu itu terbatas kadang pahit dan kadang pula manis akan tetapi kalau mempunyai hati yg luas seperti hal nya danau,dia akan selalu menerima kenyataan yg terkadang pahit dan menyakitkan?."

Barulah itu pemuda sadar dan mengerti akan kekeliruan nya,atas nasehat orang tua bijak itu.

Hikmah dari cerita di atas mungkin bisa menyadarkan kita bahwa segala macam bentuk problematika harus kita terima denagn lapang dada tanpa harus menjadi beban berat yang membuat kita menjadi frustasi oleh kenyataan yang tidak kita inginkan kedatangan nya.

Sebab tidaklah mudah menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan diri, secara teori memang gampang untuk menjadikan hati yang luas yang selalu menerima apa adanya tetapi dalam praktek kehidupan sangatlah sulit.Walaupun begitu kita masih berusaha untuk belajar agar diri kita terlatih dalam menghadapi problematika kehidupan. Semoga kita di beri keluasan hati oleh Allah swt bukan hati yang sempit seperti cangkir bahkan lebih dari itu yaitu selalu berdoa yang di barengi dengan usaha.

IBU, MAAFKAN ANAKMU …

Ibunda adalah anugrah terindah milik kita. Dari rahimnyalah lahir pejuang – pejuang Islam, mujtahid – mujtahid Islam. Ibu kita mungkin tidak seperti Ibunda dari Abdullah Bin Zubair, bukan Ibunda dari Imam Syafi’I dll. Mungkin kita terlahir dari seorang Ibu yang biasa. Tapi bagaimanapun beliau tetaplah anugrah yang sangat indah milik kita. Dengan segala ketulusannya kita bisa menjadi seperti saat ini. Sungguh jasanya tak mungkin terbalaskan oleh kita.

Ibunda ...
Beliau tak pernah meminta balas jasa dari kita. Sungguh jasanya tak mungkin bisa kita sebutkan satu persatu.

Ibunda …
Pernahkah kita menangis saat kita mengingat beliau?
Menagiskah kita saat bibir melantunkan doa untuknya?
Ingatkah kita kepada beliau saat mata terbuka dari lelap tidur?
Ingatkah kita kepada beliau saat kesuksesan menyapa kita?
Apakah kita memeluk dan mencium tangan beliau saat kesuksesan itu datang?
Ingatkah kita tangan yang kasar karena kerja keras beliau untuk membesarkan kita? Seringkah kita mencium tangan yang kasar itu?
Apakah mata ini sering di basahi oleh air mata karena mengenang kesabaran beliau saat mengandung kita?
Apakah air mata kita pernah menetes saat kita mengenang perjuangan beliau di saat melahirkan kita?.Perjuangan hidup dan mati demi rasa cintanya kepada kita? Demi menginginkan buah hatinya agar dapat melihat keinindahan dunia?
Apakah kita ingat beliau di dalam keseharian kita?

Ibu ...
Maafkan anakmu yang jarang mengingatmu. Terkadang anakmu begitu egois yg hanya mengingat saat engkau memarahi saja. Bahkan anakmu tak pernah mengucapkan terimakasih. Terima kasih kepada engkau karena telah melahirkan,mengasuh kami dsb.
Ibu …
Maafkan anakmu yang belum bisa memberi kebahagia
Ibu ... Maafkan anakmu … Maafkan ...

Sungguh jangan pernah hilangkan ingatan kita untuk ibu..

Ya Rabb ...
Sayangi ibu hamba dengan segala kebaikan menurutMU
Sayangi beliau sebagaimana sayang beliau terhadap hamba
Ya Rabb …
Dari sisa umur yang hamba miliki, izinkan hamba membahagiakan Beliau. Limpahkan kasih sayangMU kepada beliau.

Calon Suamiku ^_^

Calon suami yang kusayang ...
Kuharap kamu dalam keadaan baik-baik saja
Ada hal yg ingin kusampaikan melalui surat ini
Hal - hal yg enggan aku katakan langsung padamu
Hal-hal yg intinya hanya tentangku ... perempuan

Dari kecil perempuan ini dirawat dan dijaga ayah ibu.
Tak seorang lelaki pun dibiarkan mendekatiku sampai aku pantas utk didekati.
Dan nasehat - nasehat itu tak pernah bosan meluncur dr mulut mereka
Aku slalu ingat utk menjaga auratku
Aku slalu ingat utk menjaga hatiku
Aku slalu ingat utk tidak membiarkan lelaki berjalan berdua dgnku
Aku slalu ingat utk menjaga tanganku dr genggaman lelaki
Aku slalu ingat utk menjaga pipiku dari belaian lelaki
Aku slalu ingatutk menjaga bibirku dari kecupan lelaki
Aku slalu ingat utk menjaga seluruh tubuhku dari tipu daya lelaki
Aku slalu ingat utk menjaga KEHORMATAN PEREMPUAN

Aku slalu ingat … Kecuali saat pertemuanitu
Kelak saat engkau telah menjadi suamiku

Aku tiada akan pernah merasa kebebasanku terpasung jika kelak engkau memerintahkanku untuk berhenti bekerja.
Akua merasa bahwa perintahmu itu adalah karena engkau terlalu mencintaiku, sehingga engkau sama sekali tidak rela melihatku bekerja keras demi mencari kekayaan dunia

Aku tiada akan pernah merasa kebebasanku terpenggal jika kelak engkau memaksaku menutup auratku atau bahkan memaksaku mengenakan cadar sekalipun. Aku merasa bahwa paksaanmu itu adalah karena engkau begitu mencemburuiku, sehingga engkau tidakakan pernah ikhlas jika lelaki lain memandangi tubuhku dengan tatapan nafsu?

Aku tiada akan pernah merasa kebebasanku terbelenggu jika kelak engkau tidak memperbolehkanku mempekerjakan pembantu dalam rumah tangga kita. Aku merasa laranganmu itu adalah karena engkau sangat menyayangiku, sehingga engkau tidak ingin aku menyesal dikemudian hari karena aku tidak bisa melihat anak-anak kita tumbuh dalam asuhanku

Aku tiada akan pernah merasa kebebasanku terhalang jika kelak engkau melarangku untuk bebas keluar rumah tanpa seizinmu. Aku merasa aturanmu itu adalah karena engkau sangat merindukan dan mengkhawatirkanku,sehingga engkau akan merasa gelisah jika aku tidak berada dirumah

Aku tiada akan pernah merasa kebebasanku terinjak-injak jika kelak engkau membatasi pergaulanku. Aku merasa perlakuanmu itu adalah karena engkau terlalu mengasihiku, sehingga engkau tidak ingin melihatku terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang akan mengantarku memasuki pintu neraka

Aku akan sangat berterima kasih jika kelak engkau membatasi kebebasanku bukan karena ego-mu, tetapi karena engkau sangat memahami kewajiban dan tanggung jawab yang telah Alloh berikan kepadamu sebagais eorang suami

Duhai calon suamiku …
Aku bukanlah robot yg tidak akan pernah merasakan letih. Kelak bantulah aku dalam mengatur rumah tangga kita, jangan kau limpahkan semua urusan rumah tangga hanya padaku tanpa mau memperdulikan dan mengerti keletihanku.

Duhai calon suamiku …
Aku bukanlah mahkluk bisu tempat engkau memuaskan nafsumu. Kelah janganlah engkau mencumbuiku dengan cara yang kasar dan dingin, cumbuilah akudengan lembut dan penuh kasih sayang

Duhai calon suamiku …
Aku bukanlah patung tak berperasaan. Kelak setialah padaku, sayangilah aku, dan hormatilah aku layaknya ratu dalam hatimu.

Duhai calon suamiku …
Sungguh yang kuharapkan hanyalah kebahagiannya dalam rumah tangga kita, yang kuinginkan adalah ridha dari dirimu, yang kudambakan hanyalah genggaman tanganmu yang akan membawaku ke surga dunia dan akhirat.
Untuk itu ajaklah aku untuk menyelammi kehidupan yang paling berbahagia. Marikita saling mengerti, memahami, dan mengasihi selayaknya dua insan yang raga dan jiwanya telah saling menyatu. Oh sungguh bahagianya aku jika memiliki suami yang akan mengajariku dengan cinta dan membimbingku dengan kasih. SubhanAlloh …

Duhai calon suamiku …
Sebelumnya aku ingin berterima kasih padamu karena kelak engkaulah yang akan membawaku memasuki surga yang tiada akan pernah terbayangkan indahnya.
Engkaulah yang akan menuntunku mencapai Ridha Illahi.
Engkaulah yang akan menjagaku dalam mengarungi lautan hidup.
Engkaulah yang akan menjadi sandaran saat ragaku letih dan bersedih.
Engkaulah yang akan membantuku untuk menjadi seorang ibu yang paling berbahagia.
Engkaulah yang akan menemaniku disaat usiaku telah senja.
Dan engkaulah yang akan menjadi tempat untuk aku mencurahkan seluruh perasaan hatiku.
Sungguh aku akan menjadi istri yg paling berbahagia jika memiliki suami yg menyayangidan mencintaiku karena Allah dan semoga itu adalah dirimu.

Calon suamiku sekian surat cinta untukmu yang kutulis penuh dengan kasih dan harapan.
Semoga Allah selalu Meridhai dan Memberkahi rumah tangga kita nanti dengan kebahagiaan yg tiada akan pernah berakhir?
Amiin...

Ttd
Wanita yang akan kau bawa ke SurgaNya

AKU INGIN DICINTAI KARENA ALLAH

Jika kau mencintaiku karena sifatku yang ceria
Menjadi semangat yang menyala di dalam hati mu
Kemudian aku bertanya
Bila keceriaan itu kelam dirundung duka
Seberapa muram cintamu kan ada?

Jika kau mencintaiku karena paraskuku
Menyejukkan setiap mata yang memandangnya
Kemudian aku bertanya
Saat ketampanan itu memudar ditempuh usia
Seberapa pudarkah kelak cintamu padaku?

Jika kau mencintaiku karena ramah hatiku
Memberi kehangatan dalam setiap sapaanmu
Kemudian aku bertanya
Kiranya keramahan itu tertutup kabut prasangka
Seberapa mampu cintamu memendam praduga?

Jika kau mencintaiku karena cerdasnya diriku
Membuatmu yakin pada putusanku
Kemudian aku bertanya
Ketika kecerdasan itu berangsur hilang menua
Seberapa bijak cintamu tuk tetap mengharapku?

Jika kau mencintaiku karena kemandirian yang ku miliki
Menyematkan rasa bangga mu yang mengenalku
Kemudian aku bertanya
Jika di tengah itu rasa manjaku tiba menyeruak
Seberapa tangguh cintamu tuk tetap bersamaku?

Jika kau mencintaiku karena tegarnya sikapku
Menambatkan rasa kagum pada kokohnya pertahananmu
Kemudian aku bertanya
Andai ketegaran itu rapuh diterpa badai
Seberapa kuat cintamu bertahan?

Jika kau mencintaiku karena pengertian yang ku berikan
Menumbuhkan ketenangan karena kepercayaan yang ku tanam
Kemudian aku bertanya
Kelak pengertian itu tertelan oleh ego sesaat
Seberapa kau mampu mengerti cinta ini?

Jika kau mencintaiku karena luasnya danau kesabaranku
Menambah dalamnya rasa cinta semakin kau mengenalku
Kemudian aku bertanya
Mungkin kesabaran itu mencapai batas membendung kesalahanku
Seberapa besar cinta mampu memaafkan?

Jika kau mencintaiku karena keteguhan imanku
Bagai siradj yang benderang mengantarkan cahaya
Kemudian aku bertanya
Kala iman itu jatuh menurun
Seberapa berkurang akhirnya cintamu padaku?

Jika kau mencintaiku karena
Ku yang tlah kau pilih sebagai cinta yang kan kau pegang sepanjang hayat
Kemudian aku bertanya
Pun hati ini tergoncang
Seberapa mantap cinta ini tuk tetap setia?

Andai sejuta alasan tak cukup
Untuk membuat cinta ini tetap bersama diriku
Maka biar kupinta satu alasan tuk menjaga cinta ini

Aku ingin kau cintai karena Allah
Karena Dia kan selalu ada tuk menjaga
Maka cintaku kan tetap utuh dan setia
Hingga kelak, ku tak mampu lagi mencintaimu
Karena cintaku berpulang pada-Nya

Kamis, 28 Juli 2011

Keutamaan Wanita Berjilbab

1.Wanita berjilbab adalah wanita yang di hormati
Wanita berkerudung akan menjadi wanita yang dihormati di dalam lingkungannya. Kerudung yang menjadi simbol niat tulus untuk mengabdi menjadi hamba ALLAH akan membuat orang lain memperlakukan mereka lebih terhormat ketimbang para wanita yang berpenampilan seronok.

2.Wanita berjilbab mempunyai harga diri tinggi
Memakai kerudung hendaklah membuat wanita menjaga tingkah laku dan tutur katanya dan wanita itu pasti akan tampak kecantikan hatinya. Wanita yang mempunyai kecantikan hati itulah yang merupakan wanita yang mempunyai harga diri tinggi. Kecantikan fisik hanyalah kecantikan yang semu karena bersifat kasat mata dan dapat rusak, namun kecantikan hati tidak dapat dilihat tetapi dirasakan. Jika diibaratkan sesuatu yang sangat berharga, wanita berkrudung dilindungi dengan balutan kerudung yang seakan berarti “Dia sangatlah berharga, jangan sembarang sentuh”, beda halnya dengan para wanita yang berpakaian memperlihatkan auratnya seakan berarti “silahkan, kami diskon up to 75%”

3.Wanita berjilbab adalah pemotivasi yang handal
Mereka bisa menjadi seperti ini bukan karena mereka pandai merangkai kata-kata penyemangat namun karena keanggunan mereka. “Hanya pria baik yang mendapatkan istri wanita baik-baik”. Dengan adanya pernyataan itu maka para pria haruslah dapat menjadi imam dahulu baru bisa mendapatkan istriyang solehah, dengan kata lain mereka adalah pemacu para pria untuk menjadi lebih baik.

4.Wanita berjilbab calon ibu yang baik
Berkerudung hendaklah menjadi sebuah pilihan dan tanggung jawab seorang wanita. Jika seorang wanita sudah bisa bertanggung jawab menjaga dirinya sendiri dengan berkerudung dan tidak memperlihatkan auratnya, maka jika wanita ini menjadi ibu, pasti akan menanamkan dasar yang baik pada anaknya kelak. Di dalam kerudung tertanamkan dasar-dasar keimanan yang kuat.

5.Wanita berjilbab itu cantik luar dalam
Dari fisiknya sudah tercermin bahwa wanita berkerudung adalah wanita yang sangatlah berharga, apalagi dengan tingkah lakunya yang anggun, membuat mereka tampak luar biasa cantik dan wanita seperti inilah yang akan menjadi idaman setiap pria.

Mantapkan niat tulus berkerudung agar kecantikan sejati terpancar dari dirimu.

BAHAYA MENGUMPAT DAN BANYAK PRASANGKA

Terjemahan:

Surah Al Hujurat: 12 - 13
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu mengumpat sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Tafsir Ayat:
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka ,

Allah SWT melarang mukminin dan mukminat agar mereka jangan terlalu banyak buruk sangka terhadap mukminin dan mukminat yang lain. Lebih-lebih lagi kalau mereka itu orang-orang yang dikenal sebagai orang-orang yang baik, jujur lagi amanah. Adapun terhadap orang yang suka melakukan perkara buruk secara terang terangan, seperti masuk night club, disko dan lain-lain, maka berburuk sangka kepada mereka tidaklah di haramkan.

Sa'id Bin Al Musayyab RA berkata: Sebahagian saudaraku daripada kalangan sahabat Rasulullah SAW pernah menulis surat kepadaku:

"Hendaklah engkau letakkanlah segala urusan saudaramu pada tempat yang sebaik-baiknya selagi dia tidak mendatangkan kepadamu sesuatu yang boleh mendorong kamu berburuk sangka kepadanya, dan janganlah kamu berburuk sangka pada setiap kata yang keluar dari (mulut) muslim lain sedangkan engkau kenali dia orang yang baik, dan barangsiapa yang mendedahkan dirinya kepada tohmahan maka janganlah dia mencela kecuali kepada dirinya sendiri". (Di keluarkan oleh Al Baihaqy dalam Sya'bul Iman)

Kemudian Allah sebutkan sebabnya ('illatnya) mengapa kebanyakan prasangka buruk terhadap mukmin lain itu dilarang.

Sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa.

Buruk sangka kepada sesama Muslim adalah dosa. Larangan serupa juga terdapat pada ayat lain, antaranya:

"Dan syaitan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa". (Al Fath: 12)

Dan menurut Ibnu Abbas RA: Ayat ini melarang mukmin berburuk sangka terhadap mukmin yang lain.

Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.

Allah melarang mukmin mencari-cari rahsia orang lain, lalu didedahkan keburukan hasil intipan itu. Kita semestinya berpuas hati dengan tindak tanduk zahir dari seseorang. Lalu kita berikan pujian dan sanjungan sewajarnya terhadapnya ataupun sebaliknya mencela seseorang hendaklah berdasarkan amalan zahirnya umpamanya ia seorang yang melakukan maksiat secara terang terangan seperti pemabuk atau penjudi, bukan atas dasar apa yang tersembunyi.

Oleh sebab inilah kita dilarang keras memasuki rumah atau bilik orang lain tanpa izin dan kebenaran penghuninya.

Rasulullah SAW. bersabda:

"Ada tiga perkara yang mesti ada pada umatku: Thiyarah (beranggapan sesuatu boleh membawa sial), hasad (dengki) dan suu'uzzan (buruk sangka).

Seorang sahabat bertanya: Ya Rasulallah, bagaimanakah caranya agar ketiga-tiga perkara itu dapat kami hindarkan? Lalu jawab baginda SAW.:

"Jika kamu ada perasaan dengki maka segeralah beristighfar (taubat) dan jika kamu berburuk sangka (pada seseorang) maka janganlah kamu selidiki atau mengintip intip dan jika kamu thiyarah maka hendaklah kamu teruskan (pekerjaan itu). (HR Thabarany dari Harits Bin Nu'man)

Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing (mengumpat) sebahagian yang lain.

Maksudnya: Jangan hendaknya kita menyebut keburukan orang lain yang dia benci jika mengetahuinya. Larangan "menyebut" disini bukan hanya terbatas pada ucapan lisan tetapi juga termasuk dalam bentuk isyarat. Dan maksud "yang dia benci" disini mencakupi tentang agamanya, dunianya, akhlaknya, rupanya, hartanya, anaknya, isterinya, suaminya, khadamnya, pakaiannya, perhiasannya dan lain-lain.

Menurut Al Hasan: Mengumpat ada tiga bentuk, yaitu:
 Al Ghibah: Menyebut ke’aiban atau kecacatan seseorang yang ‘aib itu memang ada pada diri orang tersebut.
 Al Buhtan: Menyebut ke’aiban atau kekurangan seseorang yang ‘aib itu tidak ada pada orang itu (hanya direka-reka saja).
 Al Ifk: Menyebut ke’aiban atau keburukan seseorang hasil daripada apa yang didengarnya melalui mulut orang lain.

Para ulama sependapat bahawa ke semua jenis mengumpat diatas adalah dosa besar (Al Kabaair). Selain mereka wajib taubat kepada Allah, mereka juga wajib memohon maaf kepada orang yang diumpat.

Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kami merasa jijik kepadanya.

Ayat ini mengandungi amaran keras dari Allah SWT kepada orang-orang yang suka mengumpat iaitu sebagaimana kamu sangat benci dan jijik memakan daging saudaramu yang sudah mati (mayt), hendaknya demikian jugalah derjat kebencianmu daripada mengumpatnya semasa hidupnya.

Dengan kata lain sebagaimana kamu jijik memakan daging manusia yang sudah mati menurut naluri (fitrah) maka begitulah hendaknya kamu benci terhadap mengumpat menurut syar'i (agama).

Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Maksudnya: Jauhilah sifat suka mengumpat dan kembalilah ke jalan Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Walaupun hukum asal " mengumpat " adalah haram tetapi kadangkala hukum mengumpat dibolehkan atau tidak diharamkan jika maksud syara' (agama) tidak tercapai kecuali dengannya:

Jika dizalimi. Maksudnya: Orang yang dizalimi boleh mengadu dan menceritakan ke’aiban orang yang menzaliminya kepada orang yang dianggap dapat menolong menyelesailan masalahnya seperti kepada hakim atau mufti dan lain lain yang mempunyai otoriti untuk tujuan itu.

Minta pertolongan untuk menghentikan kemungkaran kepada orang yang dirasakan mampu untuk berbuat demikian umpamanya mengadu perbuatan sumbang atau salah laku yang dilakukan oleh anggota masyarakat kepada Badan Pencegah Maksiat, Badan Pencegah Rasuah dan lain lain agar mengambil tindakan sewajarnya agar perbuatan tersebut tidak berterusan.

Mohon fatwa kepada mufti. Sebab mufti tidak dapat memberi fatwa yang tepat sekiranya ia tidak dimaklumkan tentang perkara apa yang sebenarnya berlaku. Umpamanya seorang isteri yang dianiaya oleh suaminya. Dalam hal ini tidak berdosa isteri tersebut menceritakan keburukan suaminya yang tidak bertanggung jawab seperti tidak memberi saraan hidup atau suka mendera isteri dan lain lain.

Memperingati umat Islam daripada kerugian atas kesesatan, seperti menyebut ke’aiban periwayat hadis seperti ia kurang kuat ingatan, pendusta, kurang amanah dan lain lain agar umat Islam boleh berhati hati dan waspada jangan terambil hadis yang diriwayatkannya.

Jika dia melakukan kemungkaran secara terang terangan, seperti pemabuk atau penjudi, malah bangga dengan perbuatannya itu.

Sebagai gelaran pengenalan. Tanpa gelaran tersebut sukar dia dikenali seperti Mamat pincang, Minah sumbing dsb.

Hai manusia, sesungguhnya kami menjadikan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan.

Maksudnya: Hai manusia, kamu semua berasal dari datok yang satu iaitu Adam dan nenek yang satu iaitu Hawa. Oleh itu mengapa sebahagian kamu memperolok-olokkan sebahagian yang lain?, mencela, melemparkan dengan gelaran yang buruk , berburuk sangka , mengumpat padahal kamu adalah bersaudara?

Dari Abi Mulaikah, katanya: Pada hari penaklukan kota Mekah, Bilal Bin Rabah naik keatas anjung Ka'bah lalu beliau melaungkan azan. Lalu berkata Attab Rin Asid Bin Abi Al Aish: " Syukur Al Hamdulillah yang telah mematikan ayahku sebelum tiba hari ini ". Berkata pula Harits Bin Hisyam: " Apakah Muhammad tidak mendapati orang lain untuk azan selain gagak hitam ini? ". Lalu Jibrail menyampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. apa yang telah mereka perkatakan. Nabi SAW. pun memanggil sahabat-sahabat berkenaan dan menanyakan mereka , dan mereka mengaku. Kerana inilah ayat diatas diturunkan oleh Allah SWT.

Dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenali.

Maksudnya: Supaya kamu saling kenal mengenali, bukan saling membenci, bukan saling menghina, bukan saling mencaci.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Maksudnya: Kemuliaan tidak semestinya ditentukan oleh jenis kelamin, warna kulit atau suku bangsa. Tetapi ia sangat ditentukan oleh ketaqwaan seseorang kepada Allah. Oleh itu kalaupun anda ingin berbangga maka berbanggalah dengan " taqwa ".

Rabu, 27 Juli 2011

BAHAYA MENGUMPAT DAN BANYAK PRASANGKA

Surah Al Hujurat: 12 - 13

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu mengumpat sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Tafsir Ayat:

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka ,

Allah SWT melarang mukminin dan mukminat agar mereka jangan terlalu banyak buruk sangka terhadap mukminin dan mukminat yang lain. Lebih-lebih lagi kalau mereka itu orang-orang yang dikenal sebagai orang-orang yang baik, jujur lagi amanah. Adapun terhadap orang yang suka melakukan perkara buruk secara terang terangan, seperti masuk night club, disko dan lain-lain, maka berburuk sangka kepada mereka tidaklah di haramkan.

Sa'id Bin Al Musayyab RA berkata: Sebahagian saudaraku daripada kalangan sahabat Rasulullah SAW pernah menulis surat kepadaku:

"Hendaklah engkau letakkanlah segala urusan saudaramu pada tempat yang sebaik-baiknya selagi dia tidak mendatangkan kepadamu sesuatu yang boleh mendorong kamu berburuk sangka kepadanya, dan janganlah kamu berburuk sangka pada setiap kata yang keluar dari (mulut) muslim lain sedangkan engkau kenali dia orang yang baik, dan barangsiapa yang mendedahkan dirinya kepada tohmahan maka janganlah dia mencela kecuali kepada dirinya sendiri". (Di keluarkan oleh Al Baihaqy dalam Sya'bul Iman)

Kemudian Allah sebutkan sebabnya ('illatnya) mengapa kebanyakan prasangka buruk terhadap mukmin lain itu dilarang.

Sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa.

Buruk sangka kepada sesama Muslim adalah dosa. Larangan serupa juga terdapat pada ayat lain, antaranya:

"Dan syaitan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa". (Al Fath: 12)

Dan menurut Ibnu Abbas RA: Ayat ini melarang mukmin berburuk sangka terhadap mukmin yang lain.

Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.

Allah melarang mukmin mencari-cari rahsia orang lain, lalu didedahkan keburukan hasil intipan itu. Kita semestinya berpuas hati dengan tindak tanduk zahir dari seseorang. Lalu kita berikan pujian dan sanjungan sewajarnya terhadapnya ataupun sebaliknya mencela seseorang hendaklah berdasarkan amalan zahirnya umpamanya ia seorang yang melakukan maksiat secara terang terangan seperti pemabuk atau penjudi, bukan atas dasar apa yang tersembunyi.

Oleh sebab inilah kita dilarang keras memasuki rumah atau bilik orang lain tanpa izin dan kebenaran penghuninya.

Rasulullah SAW. bersabda:

"Ada tiga perkara yang mesti ada pada umatku: Thiyarah (beranggapan sesuatu boleh membawa sial), hasad (dengki) dan suu'uzzan (buruk sangka).

Seorang sahabat bertanya: Ya Rasulallah, bagaimanakah caranya agar ketiga-tiga perkara itu dapat kami hindarkan? Lalu jawab baginda SAW.:

"Jika kamu ada perasaan dengki maka segeralah beristighfar (taubat) dan jika kamu berburuk sangka (pada seseorang) maka janganlah kamu selidiki atau mengintip intip dan jika kamu thiyarah maka hendaklah kamu teruskan (pekerjaan itu). (HR Thabarany dari Harits Bin Nu'man)

Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing (mengumpat) sebahagian yang lain.

Maksudnya: Jangan hendaknya kita menyebut keburukan orang lain yang dia benci jika mengetahuinya. Larangan "menyebut" disini bukan hanya terbatas pada ucapan lisan tetapi juga termasuk dalam bentuk isyarat. Dan maksud "yang dia benci" disini mencakupi tentang agamanya, dunianya, akhlaknya, rupanya, hartanya, anaknya, isterinya, suaminya, khadamnya, pakaiannya, perhiasannya dan lain-lain.

Menurut Al Hasan: Mengumpat ada tiga bentuk, iaitu:

Al Ghibah: Menyebut ke’aiban atau kecacatan seseorang yang ‘aib itu memang ada pada diri orang tersebut.
Al Buhtan: Menyebut ke’aiban atau kekurangan seseorang yang ‘aib itu tidak ada pada orang itu (hanya direka-reka saja).
Al Ifk: Menyebut ke’aiban atau keburukan seseorang hasil daripada apa yang didengarnya melalui mulut orang lain.

Para ulama sependapat bahawa kesemua jenis mengumpat diatas adalah dosa besar (Al Kabaair). Selain mereka wajib taubat kepada Allah, mereka juga wajib memohon maaf kepada orang yang diumpat.

Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kami merasa jijik kepadanya.

Ayat ini mengandungi amaran keras dari Allah SWT kepada orang-orang yang suka mengumpat iaitu sebagaimana kamu sangat benci dan jijik memakan daging saudaramu yang sudah mati (mayt), hendaknya demikian jugalah derjat kebencianmu daripada mengumpatnya semasa hidupnya.

Dengan kata lain sebagaimana kamu jijik memakan daging manusia yang sudah mati menurut naluri (fitrah) maka begitulah hendaknya kamu benci terhadap mengumpat menurut syar'i (agama).

Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Maksudnya: Jauhilah sifat suka mengumpat dan kembalilah ke jalan Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Walaupun hukum asal " mengumpat " adalah haram tetapi kadangkala hukum mengumpat dibolehkan atau tidak diharamkan jika maksud syara' (agama) tidak tercapai kecuali dengannya:

Jika dizalimi. Maksudnya: Orang yang dizalimi boleh mengadu dan menceritakan ke’aiban orang yang menzaliminya kepada orang yang dianggap dapat menolong menyelesailan masalahnya seperti kepada hakim atau mufti dan lain lain yang mempunyai otoriti untuk tujuan itu.

Minta pertolongan untuk menghentikan kemungkaran kepada orang yang dirasakan mampu untuk berbuat demikian umpamanya mengadu perbuatan sumbang atau salah laku yang dilakukan oleh anggota masyarakat kepada Badan Pencegah Maksiat, Badan Pencegah Rasuah dan lain lain agar mengambil tindakan sewajarnya agar perbuatan tersebut tidak berterusan.

Mohon fatwa kepada mufti. Sebab mufti tidak dapat memberi fatwa yang tepat sekiranya ia tidak dimaklumkan tentang perkara apa yang sebenarnya berlaku. Umpamanya seorang isteri yang dianiaya oleh suaminya. Dalam hal ini tidak berdosa isteri tersebut menceritakan keburukan suaminya yang tidak bertanggung jawab seperti tidak memberi saraan hidup atau suka mendera isteri dan lain lain.

Memperingati umat Islam daripada kerugian atas kesesatan, seperti menyebut ke’aiban periwayat hadis seperti ia kurang kuat ingatan, pendusta, kurang amanah dan lain lain agar umat Islam boleh berhati hati dan waspada jangan terambil hadis yang diriwayatkannya.

Jika dia melakukan kemungkaran secara terang terangan, seperti pemabuk atau penjudi, malah bangga dengan perbuatannya itu.

Sebagai gelaran pengenalan. Tanpa gelaran tersebut sukar dia dikenali seperti Mamat pincang, Minah sumbing dsb.

Hai manusia, sesungguhnya kami menjadikan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan.

Maksudnya: Hai manusia, kamu semua berasal dari datok yang satu iaitu Adam dan nenek yang satu iaitu Hawa. Oleh itu mengapa sebahagian kamu memperolok-olokkan sebahagian yang lain?, mencela, melemparkan dengan gelaran yang buruk , berburuk sangka , mengumpat padahal kamu adalah bersaudara?

Dari Abi Mulaikah, katanya: Pada hari penaklukan kota Mekah, Bilal Bin Rabah naik keatas anjung Ka'bah lalu beliau melaungkan azan. Lalu berkata Attab Rin Asid Bin Abi Al Aish: " Syukur Al Hamdulillah yang telah mematikan ayahku sebelum tiba hari ini ". Berkata pula Harits Bin Hisyam: " Apakah Muhammad tidak mendapati orang lain untuk azan selain gagak hitam ini? ". Lalu Jibrail menyampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. apa yang telah mereka perkatakan. Nabi SAW. pun memanggil sahabat-sahabat berkenaan dan menanyakan mereka , dan mereka mengaku. Kerana inilah ayat diatas diturunkan oleh Allah SWT.

Dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenali.

Maksudnya: Supaya kamu saling kenal mengenali, bukan saling membenci, bukan saling menghina, bukan saling mencaci.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Maksudnya: Kemuliaan tidak semestinya ditentukan oleh jenis kelamin, warna kulit atau suku bangsa. Tetapi ia sangat ditentukan oleh ketaqwaan seseorang kepada Allah. Oleh itu kalaupun anda ingin berbangga maka berbanggalah dengan " taqwa ".

Karena DIA Pilihanku

Aku sedang menanti dia.
Seorang lelaki yang akan bergelar suami.
Seorang mukmin yang merindui syahid di jalan ALLAH.
Seorang hambaNYA yang senantiasa Dzikrullah.

Dia seorang lelaki yang tegas dan berani.
Dia tidak pernah takut untuk berkata benar.
Dia tidak pernah gentar melawan nafsu yang ingin menguasai diri.
Dia senantiasa mengajak aku berjuang berjihad fisabilillah.

Dia selalu menghiburkan aku.
Dengan alunan ayat-ayat suci Al-Quran.
Dengan dzikir-dzikir munajat.
Dengan surat-surat rindu yang dihafalnya.

Ketika aku terlena mimpi indah duniawi.
Dia menasehati ku supaya mengingati mati.
Ketika aku sedang asyik terpesona dengan buaian cinta dunia.
Dia menyadarkan aku betapa lezatnya lagi pesona cinta Yang Maha Esa.

Dia memang senantiasa kelihatan penat.
Matanya penat karena membaca.
Suaranya lesu karena penat mengaji dan berzikir.
Badannya letih karena bermunajat di malam hari.

Dia senantiasa mengingati mati.
Baginya,dunia ini adalah pentas lakon semata-mata.
Kita hambaNYA adalah pelakon.
Hasil keputusan lakonan kita akan diputuskan di padang Mahsyar nanti.

Dia senantiasa menjaga matanya dari perkara-perkara maksiat.
Dia senantiasa mengajak aku mendalami ajaran Islam.
Dia seorang yang penyayang dan taat akan kedua ibu bapak.
Dia juga senantiasa berbhakti untuk keluarga.

Dia senantiasa tabah dan sabar dalam menghadapi fitnahan.
Baginya fitnahan itu adlh sebuah cambukan.
Sajadah imannya yang terkoyak.
Lantaran mungkin karena kekhilafannya sendiri.
Dia senantiasa menjaga sholatnya karena itulah sejati diirinya.
Dia senantiasa bersedia menjadi imam dan pemimpin keluarga.

Dia tidak pernah berasa malu mempertahankan agama IslamNYA.
Karena Islam adalah dien ALLAH yang sebenar-benarnya.
Dia senantiasa ingin mencontohi sifat-sifat mulia Rasullullah S.A.W.
Dia juga senantiasa berusaha mencintai kekasih agungnya.
Kekasih sejatinya dan kekal abadi.
Yaitu ALLAHURABBI...

Dia selalu berdoa dan mengimpikan syurga
Dia ingin mengajak aku ke sana sekali.
Karena, di situlah tempat pertama wujudnya cinta.
Dia ingin bawa aku ke syurga yang abadi dan hakiki.

Aku mencintai dia karena agamanya dan karena cintanya kepada Maha Pencipta.
Andai dia hilangkan cintanya, maka hilanglah cintaku pada dia.
Cinta dia terhadap Maha Pencipta mendekatkan aku padaNYA.
Cinta Illahi jugalah yang menyebabkan aku memilih dia.

Siapakah dia..???
Aku juga tidak mengetahui siapakah dia jodoh ku.
Hanya Engkau Yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
Doaku, semoga dia tercipta untuk ku..
Semoga aku bertemu jodoh dengan dia.
Karena..Dia pilihan ku..

Jadilah Seorang LELAKI

Jadilah seorang lelaki yang beriman,
Yang hatinya disalut rasa taqwa kepada Allah,
Yang jiwanya penuh penghayatan terhadap Islam,
Yang senantiasa haus dengan ilmu,
Yang senantiasa dahaga akan pahala,
Yang solatnya adalah maruah dirinya,
Yang tidak pernah takut untuk berkata benar,
Yang tidak pernah gentar untuk melawan nafsu,
Yang senaantiasa bersama kumpulan orang-orang yang berjuang di jalan Allah.


Jadilah seorang lelaki,
Yang menjaga tutur katanya,
Yang tidak bermegah dengan ilmu yang dimilikinya,
Yang tidak bermegah dengan harta dunia yang dicarinya,
Yang sentiasa berbuat kebajikan kerana sifatnya yang penyayang,
Yang mempunyai kawan dan tidak mempunyai musuh.


Jadilah seorang lelaki,
Yang menghormati ibu bapaknya,
Yang senantiasa berbakti kepada orang tua dan keluarga,
Yang bakal menjaga kerukunan rumahtangga,
Yang akan mendidik isteri dan anak-anak mendalami Islam,
Yang mengamalkan hidup penuh kesederhanaan,
Karena dunia baginya adalah rumah sementara menuju akhirat.


Jadilah seorang lelaki,
Yang sentiasa bersedia untuk menjadi imam,
Yang hidup di bawah naungan al-Quran dan mencontohi sifat-sifat Rasulullah,
Yang boleh diajak berbincang dan berbicara,
Yang menjaga matanya dari berbelanja,
Yang sujudnya penuh kesyukuran dengan rahmat Allah ke atasnya.


Jadilah seorang lelaki,
Yang tidak pernah membazirkan masa,
Matanya kepenatan karena membaca al-Quran,
Suaranya lesu kerana penat berzikir,
Tidurnya lena dengan cahaya keimanan,
Bangunnya Subuh penuh kecerdasan,
KAREna sehari lagi usianya bertambah kematangan.


Jadilah seorang lelaki,
Yang senantiasa mengingati mati,
Yang baginya hidup di dunia adalah ladang akhirat,
Yang mana buah kehidupan itu perlu dibaja dan dijaga,
Agar berputik tunas yang bakal menjaga baka yang baik,
Meneruskan perjuangan Islam sebelum hari kemudian.


Jadilah seorang lelaki,
Yang tidak terpesona dengan buaian dunia,
Karena dia mengimpikan syurga Allah

Mereka Lebih Mulia

Shalawat dan salam selalu tercurah tuk junjungan dan suri tauladan kita, Nabi Besar Muhammad SAW.
Beberapa panduan Imam Al- Ghazali supaya kita tidak bersifat sombong dan angkuh

1. Jika berjumpa dengan anak-anak, anggaplah anak-anak itu lebih mulia daripada kita, karena anak-anak ini belum banyak melakukan dosa daripada kita.

2. Apabila bertemu dengan orang tua, anggaplah dia lebih mulia daripada kita karena dia sudah lama beribadat.

3. Jika berjumpa dengan orang alim, anggaplah dia lebih mulia daripada kita karena banyak ilmu yang telah mereka pelajari dan mereka ketahui.

4. Apabila melihat orang jahil, anggaplah mereka lebih mulia daripada kita karena mereka berbuat dosa dalam kejahilan, sedangkan kita berbuat dosa dalam keadaan mengetahui..

5. Jika melihat orang jahat, jangan anggap kita lebih mulia karena mungkin satu hari nanti dia akan insaf dan bertaubat atas kesalahannya.

6. Apabila bertemu dengan orang kafir, katakan didalam hati bahwa mungkin pada suatu hari nanti mereka akan diberi hidayah oleh Allah dan akan memluk Islam, maka segala dosa mereka akan diampuni oleh Allah. Wallahu’alam, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

SENI HIDUP

SENI tidak lebih penting daripada HIDUP
Namun HIDUP terasa MENYEDIHKAN bila TANPA SENI
Orang yang tidak tahu cara HIDUP YANG BAIK
Harus bisa MENINGGAL dengan BAIK

Jika orang membungkus dirinya SENDIRI
Ia akan membuat BUNGKUSAN YANG CANTIK

Senyum adalah KUNCI pembuka RUMAH KEBAHAGIAAN
KASIH SAYANG adalah PINTUNYA
Sikap SELALU GEMBIRA adalah TAMANNYA
IMAN adalah CAHAYANYA
RASA AMAN adalah DINDINGNYA
KEBAHAGIAAN adalah ketika seseorang memiliki WAJAH YANG CERAH,
kebun yang HIJAU, Air minum yang SEJUK, Buku (bacaan) YANG BERMANFAAT, Hati yang BERSYUKUR, Terjauh dari MAKSIAT, serta MENCINTAI KEBAIKAN
KENIKMATAN DUNIA adalah FATAMORGANA
PENDERITAAN atau MUSIBAH adalah PENGHAPUS DOSA
KEMARAHAN adalah API YANG MENGHANGUSKAN
WAKTU KOSONG adalah KERUGIAN
IBADAH adalah PERNIAGAAN
KENIKMATAN DUNIA berada dalam KESEHATAN
Kenikmatan MASA MUDA berada dalam SEMANGAT dan KREATIVITAS
KEMULIAAN ada dalam TAKWA
KEHORMATAN ada dalam HARTA
KEPRIBADIAN YANG BAIK ada dalam KESABARAN
Jangan TERLALU BERAMBISI untuk mengerjakan seluruh yang di dengar
Jangan terlalu BERHARAP kepada Teman
Jangan mengerjakan SELURUH KEINGINAN

KEUNGGULAN dalam BERKATA-KATA menciptakan KEPERCAYAAN DIRI
KEUNGGULAN dalam BERPIKIR menciptakan SESUATU YANG SANGAT BESAR
KEUNGGULAN dalam MEMBERI menciptakan CINTA
Orang yang SABAR dan TOLERAN akan DIHORMATI
Orang yang PELIT DAN SERAKAH akan DIBENCI
Orang yang GEMAR berbuat KEBAIKAN akan DICINTAI
Orang yang sering MEMINTA-MINTA akan DIJAUHI
Mereka yang ORIENTASI hidupnya untuk DUNIA
Maka ia hanya akan mendapatkan DUNIA
( bisa juga tidak mendapatkan apa-apa)
Mereka yang ORIENTASI hidupnya untuk AKHIRAT
Ia akan mendapatkan KEDUANYA... DUNIA dan AKHIRAT.
TINDAKAN MANUSIA BISA DI MODIFIKASI
Tetapi SIFAT MANUSIAWI tidak bisa di ubah

CINTA...
KEBAHAGIAAN...
KASIH SAYANG...
PERSAUDARAAN DAN PERSAHABATAN...
Tumbuh dari HATI YANG TULUS...
Ada SATU KATA yang membebaskan kita dari BEBAN HIDUP dan PENDERITAAN
SATU KATA itu adalah KASIH...

Hiduplah seperti BURUNG ...
Yang selalu AKTIF MENCARI REZEKI pagi dan petang ...
Dia tidak menghiraukan apa yang akan terjadi ESOK HARI ...
Dia tidak pernah KHAWATIR akan HARI ESOK...
Dia juga TIDAK BERHARAP pada siapapun...
TIDAK BERGANTUNG pada siapapun...
Kecuali pada Tuhannya
TIDAK MENYAKITI siapapun...
Serta terbang kian kemari dengan RIANG dan PENUH KELEMBUTAN
Bila KELEMBUTAN MELEKAT pada sesuatu pastilah ia akan MENGHIASINYA
Apabila TERLEPAS ia juga akan MEMPERBURUKNYA
Selamat menjalani hidup dengan indah...

Sabtu, 16 Juli 2011

KISAH CINTA ALI DAN FATIMAH

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.

Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!

‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.

”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.

Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya.

Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.

Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah.

’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. ”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.

”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”

Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.

Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum Muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah bertekuk lutut.

’Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. ’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..”

Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya. ’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.

’Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”, katanya. ”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!” ’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali ridha.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.

Ia mengambil kesempatan.

Itulah keberanian.

Atau mempersilakan.

Yang ini pengorbanan.

Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak.

Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang miliarderkah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.

Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adzkah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?

”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.. ”

”Aku?”, tanyanya tak yakin.

”Ya. Engkau wahai saudaraku!”

”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”

”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”

’Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.

”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan- pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.

Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.

”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”

”Entahlah..”

”Apa maksudmu?”

”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”

”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,

”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya !”

Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang.

Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti.

’Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.

Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda ”

‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?”

Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”

Kemudian Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut.”

Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya:

“Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.” (kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab4)

CINTA AYAH

TERNYATA BUKAN HANYA IBU YANG MENCINTAI ANAKNYA AYAH JUGA PUNYA CINTA TULUS UNTUK ANAKNYA

Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun - dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.

Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.

Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.

Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untukpergi sebenarnya lebih menyenangkan.

Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka.karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.

Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu) , tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.

Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti berenang di air setelah ia melepaskanya.

Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.

Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi.

Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup

Ayah benar-benar senang membantu seseorang...tapi ia sukar meminta bantuan.

Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu. Dan hasilnya?... .mmmmhhh..."tidak terlalu mengecewakan"

Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia bisa belajar dengan cepat.

Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.

Ayah akan sangat senang membelikanmu makanan selepas ia pulang kerja, walaupun dia tak dapat sedikitpun bagian dari makanan itu

Ayah selalu berdoa agar kita menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, walaupun kita jarang bahkan jarang sekali mendoakannya

Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.

Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.

Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.

Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal menunggumu.

Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan.....

Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara...

Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa banyak kerutan di dahinya....

Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu....

Ayah akan berkata ,, tanyakan saja pada ibumu" Ketika ia ingin berkata ,,tidak"

Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin

Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepergok menghisap okok dikamar mandi.

Ayah mengatakan ,, tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan"

Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu hal yang baik persis seperti caranya....

Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri....

Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya.

Ayah tidak suka meneteskan air mata .... ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya,dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis)

ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu...ketika kau mimpi akan dibunuh monster...

Tapi.....ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.

Ayah pernah berkata :" kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu, jika kau ingin mendaptkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya"

Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan: ,, jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu , berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu"

Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan :" jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu"

Ayah bersikeras, bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik daripada kamu dulu....

Ayah bisa membuatmu percaya diri... karena ia percaya padamu...

Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik....

Dan terpenting adalah... Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya.

Adakah Istri Yang Tidak Cerewet?

Adakah Istri Yang Tidak Cerewet?

Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatab pun cerewet.

Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa. Menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?

Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut?

1. Benteng Penjaga Api Neraka

Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat.

Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat.

Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liuka yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

2. Pemelihara Rumah

Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.

Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.

3. Penjaga Penampilan

Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu

4. Pengasuh Anak-anak

Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.

5. Penyedia Hidangan

Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi, dan lalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.

Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji.

Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya.

Aku Bangga pada Suamiku

Sore itu, menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar.. seorang akhwat datang, tersenyum dan duduk disampingku, mengucapkan salam, sambil berkenalan dan sampai pula pada pertanyaan itu.

“Anty sudah menikah ?”.
“Belum mbak ”, jawabku .
Kemudian akhwat itu bertanya lagi
“ kenapa ?”
hanya bisa ku jawab dengan senyuman. ingin ku jawab karena masih kuliah, tapi rasanya itu bukan alasan.
“Mbak menunggu siapa?” Aku mencoba bertanya .
“Nunggu suami” jawabnya.

Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya,

“Mbak kerja dimana?”, Entahlah keyakinan apa yang meyakiniku bahwa Mbak ini seorang pekerja, padahal setahu ku, akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.
“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi”, jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.
“kenapa?” tanyaku lagi .
Dia hanya tersenyum dan menjawab,
“karena inilah satu cara yang bisa membuat saya lebih hormat pada suami” jawabnya tegas .

Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya trsenyum.
“Ukhty, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah akan didatangi oleh ikhwan yang sangat mencintai akhirat”.

“Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7 juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari, es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Waktu itu jam 7 malam, suami baru menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Saya capek sekali ukhty. Saat itu juga suami masuk angin dan kepalanya pusing. Dan parahnya saya juga lagi pusing. Suami minta diambilkan air minum, tapi saya malah berkata,

“Abi, Umi pusing nih, ambil sendiri lah!”.
Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23. 30 saya terbangun dan cepat – cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya . Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci.

Astagfirullah, kenapa Abi mengerjakan semua ini? Bukankah Abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap Abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya Abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga.
Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, Abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat atas perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air minum saja, saya membantahnya. Air mata ini menetes, betapa selama ini saya terlalu sibuk diluar rumah, tidak memperhatikan hak suami saya .”

Subhanallah, aku melihat Mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya.

“Anty tau berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600 -700 rb /bulan. 10x lipat lebih rendah dari gaji saya. Dan malam itu saya benar- benar merasa durhaka pada suami saya. Dengan gaji yang saya miliki , saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya, dan setiap kali memberikan hasil jualannya, ia selalu berkata,

“Umi, ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan Umi ridho ”, begitu katanya.
Kenapa baru sekarang saya merasakan dalamnya kata- kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong pada nafkah yang diberikan suami saya ”, lanjutnya.

“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah -mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu begitu susah menjaga harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya, dan gampang menyepelekan suami.” Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.

“Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini . Saya sedih, karena orang tua, dan saudara - saudara saya tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Malah mereka membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan orang lain.”

Aku masih terdiam, bisu, mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.

“Kak , kita itu harus memikirkan masa depan. Kita kerja juga untuk anak -anak kita Kak . Biaya hidup sekarang ini besar. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan . Nah kakak malah pengen berhenti kerja . Suami kakak pun penghasilannya kurang . Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai- santai aja dirumah. Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak , Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal , sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat .

“Anty tau , saya hanya bisa nangis saat itu..
Saya menangis bukan Karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya dipandang rendah olehnya. Bagaimana mungkin dia maremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia”

“Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membanguni saya untuk sujud dimalam hari. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata -kata lembutnya selalu menenangkan hati saya. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan. “

“Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah dihadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan. Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya. Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya. Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak -hak suami saya .Semoga saya tak lagi membantah perintah suami. Semoga saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. “

“Saya bangga ukhti dengan pekerjaan suami saya, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya , karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan itu. Kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tapi lihatlah suami saya , tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal.”
.
” Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya. Semoga jika anty mendapatkan suami seperti saya, anty tak perlu malu untuk menceritakan pekerjaan suami anty pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya , dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku. Mengambil tas laptonya, bergegas ingin meninggalkanku.”

Kulihat dari kejauhan seorang ikhwan dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm , meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, meninggalkanku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho .

***

Ya Alloh
Berkahi kami dalam menapaki jalan perjuangan menujuMU. Semoga Aku bisa selalu menjadi sebaik-baik istri untuk suamiku, yang menjadi bekal untuk meraih jannah Mu… Amin

Untuk Abi, apapun pekerjaan Abi, Ummi BANGGA Bi,

SANGAT BANGGA

Rabu, 06 Juli 2011

KECANTIKAN

Setiap wanita pasti ingin kelihatan cantik dan menarik bukan? Tapi jangan terlalu memfokuskan mempercantik fisik saja, toh wajah yang cantik tapi bila tidak didukung dengan kecantikan hati dan sikap, sama saja boong. Memang gak bisa dimunafikan bahwa kecantikan memang aset bagi seorang wanita. Tapi yang perlu diketahui, pada dasarnya semua wanita itu cantik. Tapi bila didukung aura positif dari sikap dan prilaku yang baik dan santun, akan semakin terpancar aura cantiknya. Pernah gak kita sadari bahwa betapa pentingnya sikap yang baik itu, itu sangat mempengaruhi dalam diri kita.

Sering kita perhatikan, mungkin juga teman - teman pernah perhatikan. Ada seorang wanita, bila kita lihat orangnya mungkin tidak menarik (maaf bukan bermaksud menjelek-jelekkan) tapi orang-orang suka berteman dengan dia dan dia juga disukai oleh banyak orang, kalau kita pikir apa yang menyebabkan orang senang berteman dan menyukai dia, ternyata jawabannya sangat simple, dia orangnya ramah, suka tersenyum dengan orang lain, tutur katanya baik dan sopan, orangnya menyenangkan, suka membantu teman-temannya yang kesusahan. Terbuktikan bahwa kecantikan fisik bukan satu-satunya modal untuk bisa disenangi dan disukai oleh orang, ada hal lain yang sebenarnya lebih penting dari sekedar kecantikan lahiriah.

Begitu juga sebaliknya, mungkin orang tertarik untuk mengenalnya karena melihat wajahnya yang cantik, tapi bila sikapnya menyebalkan, egois, keras kepala, sombong, angkuh dan pemarah, gak ada yang mampu bertahan lama berteman dengan orang seperti itu dan perlahan-lahan akan mundur satu persatu dan bisa jadi lama-lama gak ada yang mau berteman dengannya karena sikapnya seperti itu. Inilah timbal baliknya. Jadi jangan pernah merasa minder bila merasa diri gak cantik atau gak menarik, jangan takut orang gak ada yang mau mendekati dan berteman dengan kita. Jadilah diri sendiri, apapun kekurangan yang ada pada diri kita, terima dan syukuri rahmat Allah yang terindah untuk kita. Karena kecantikan akhlak dan budi pekerti itu lebih hakiki dari pada kecantikan fisik yang suatu saat bila kita tua nanti, akan luntur dan pudar dimakan waktu. Semoga cerita ini bisa menginspirasi para perempuan dibelahan bumi manapun untuk tetap jadi diri sendiri.

KEBENCIAN VS CINTA

Kebencian tidak akan pernah berakhir jika dibalas dengan kebencian. Ia hanya akan berakhir jika diselesaikan dengan cinta kasih.

Lupakanlah orang yang pernah menyakiti Anda, dengan itu, Anda bisa mengosongkan energi negatif itu dari ruang hati sehingga ia bisa diisi dengan hal-hal positif dan konstruktif.
(Status 27, Success & Joy Talks, DR. Ponijan Liaw)

Dunia ini terlalu sempit bagi orang yang memiliki banyak musuh. Karena ke sudut mana pun ia pergi, ia akan terus bertemu dengan orang yang tidak disukai. Jika situasi dan kondisinya seperti itu, kemanakah gerangan ia harus berdiri? Tidak ada satu tempat pun di kaki bumi mau pun di langit yang bisa menyewakan tempat aman, bebas dari orang-orang yang dibenci. Sebagai seorang yang berpikiran positif, ada baiknya semua pihak merenungkan makna hakikat kehidupan dan eksistensinya di bumi ini. Terlebih lagi jika Anda seorang entrepreneur yang sejatinya harus membina relasi dengan banyak pihak agar ekspansi dan eskalasi usaha dan korporasi Anda bisa meningkat berdasarkan deret ukur.
Semua pihak harus dirangkul. Tanpa itu, mustahil kesuksesan yang sesungguhnya akan dapat diraih.

Kerugian ‘Memelihara’ Kebencian
Jika ada pihak yang pernah melukai Anda, ingatlah bahwa mungkin ia tidak sengaja melakukannya.
Mengapa Anda membawa beban itu kemana pun Anda pergi? Apakah hal itu akan dibawa sampai mati?
Bukankah energi yang terkuras untuk itu berakhir sia-sia tanpa laba?
Sesungguhnya, terdapat sederet panjang kerugian yang menghampiri seseorang yang menyimpan dan memelihara kebencian itu. Ruang afeksi yang seyogyanya berisi karakter positif, konstruktif, simpatik dan empatik terpaksa tidak berdaya menerima desakan dahsyat dari energi negatif-destruktif (baca: kebencian) yang terus menerus membombardirnya setiap hari.
Hati menjadi pasif dan antipati. Sensitivitas hati berangsur lenyap secara berkala. Humanitas terhadap sesama menguap. Jika sudah demikian, peran hati yang sejatinya penuh kasih untuk berbagi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Hati menjadi mati, walau pun pemilik fisiknya masih hidup. Akumulasi dari terabrasinya hati ini lambat laun akan membuat sang pemiliknya menjadi manusia yang apatis, negatif, pasif, abusif, agresif dan sensitif. Ruang pergaulannya menjadi semakin menyempit. Padahal ruang itu seharusnya semakin diperlebar dari hari ke hari. Karena disanalah transaksi relasi sosial dan bisnis terjadi.

Balas dengan Cinta Kasih
Ada sebuah contoh menarik mengenai bagaimana seharusnya kebencian itu dibalas.
Nelson Mandela, sang legenda Afrika Selatan, telah memberikan contoh bagaimana kebencian itu harus dibalas. 18 tahun ia dipenjara oleh musuh politiknya di negeri kulit hitam itu. Ia dituduh dengan dakwaan palsu. Dijebloskan ke penjara dengan pasal penuh rekayasa. Namun, ketika ia keluar dari balik terali besi, ia melupakan peristiwa itu dan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Afrika Selatan, dan ia menang! Ia adalah presiden pertama di negeri tandus itu yang dipilih secara demokratis.
Pernyataan pertama yang disampaikan oleh panglima tentaranya setelah ia dilantik menjadi presiden adalah ia siap menangkap petinggi tentara yang menjebloskan sang presiden ke penjara jika diperintahkan. Sang presiden murah senyum itu pun menjawab tidak perlu. Biarlah hal itu menjadi catatan sejarah hitam yang pernah terjadi pada dirinya. Rakyat yang akan menilai perjalanan hidup politik siapa yang layak diteladani dan tidak. Ia tidak mau menghukum.

Sang presiden telah mengajarkan kepada dunia bahwa kebencian itu tidak pantas dipelihara karena ia akan menjadi siklus yang tidak pernah akan berakhir. Biarlah ia dibalas dengan cinta kasih agar semuanya berjalan dengan lebih menyenangkan.

Siapkah Anda menebarkan cinta kasih kepada mereka yang membenci?

JAGA AMARAH YUK!

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, "Sesungguhnya ada seseorang yang berkata kepada Rasulullah saw., '(Ya Rasulullah) nasihatilah saya!' Beliau bersabda, 'Janganlah marah.' Orang itu meminta berkali-kali. Maka Beliau bersabda, 'Janganlah engkau marah.' (HR. Bukhari)

Alkisah ada seorang pemuda yang sulit sekali menjaga amarahnya. Sedikit-sedikit marah, sedikit-sedikit marah. Akhirnya ia meminta nasehat kepada ayahnya agar mampu mengendalikan amarahnya. "Cobalah tancapkan satu paku di pagar rumahmu saat engkau marah dan tak bisa meredamnya. Jika kau berhasil meredam amarahmu, cabutlah satu paku yang tertancap itu”. Demikian nasihat sang ayah.

Pemuda tersebut kemudian melaksanakan nasihat ayahnya. Saat ia marah dan tidak bisa meredam amarahnya, ia tancapkan satu paku di pagar rumahnya, dan saat ia berhasil meredam amarahnya, ia cabut satu paku itu.

Awalnya banyak sekali paku yang tertancap di pagar rumah pemuda tersebut. Pemuda itu pun sadar bahwa ia harus berusaha lebih keras lagi.

Singkat cerita, pemuda tersebut berhasil meredam amarahnya dengan baik. Hingga tak ada lagi paku yang menancap di pagar rumahnya. Ia pun segera memberitahu ayahnya. “Ayah, aku sudah berhasil meredam amarah”, kata si pemuda. Ayah pun pergi ke rumah pemuda tersebut untuk membuktikan perkataan anaknya. Dan memang benar, sudah tidak ada satu paku pun yang menancap di pagar rumah anaknya itu. “Anakku, kau memang sudah mampu meredam amarahmu. Tapi lihatlah pagar rumahmu. Di sana banyak lubang yang tak bisa kau tutupi. Lubang-lubang akibat paku yang kau tancapkan. Anakku sama halnya dengan manusia. Saat kau melukai hati seseorang, ia mungkin bisa memaafkanmu sebagaimana engkau bisa mencabut paku-paku itu. Tapi, luka akibat perbuatanmu akan membekas di hatinya, sebagaimana lubang yang tak bisa kau tutupi. Yang tak bisa kau perbaiki dan kembalikan seperti semula. Oleh karena itu anakku, tahanlah amarahmu agar tak ada luka di hati saudaramu”.

***
Mengingat cerita salah seorang sahabat Rasulullah (jika tidak salah Ali bin Abi Thalib). Ketika ada orang yang mencaci maki beliau lalu beliau mampu meredam amarahnya, Rasulullah tersenyum. Pada cacian berikutnya yang lebih pedas lagi, beliau masih mampu meredam amarahnya. Rasulullah kembali tersenyum. Kemudian pada cacian berikutnya yang lebih pedas dan sudah tidak berperikemanusiaan lagi, beliau tidak bisa menahan amarahnya. Rasulullah pun pergi dari rumah Ali. Saat tersadar kemudian Ali pun mengejar Rasulullah. “Wahai Rasul, mengapa engkau meninggalkan rumahku tanpa izin dariku?” Rasulullah menjawab, “Wahai Ali, saat engkau marah dan kau mampu meredam amarahmu, malaikat turun dan menyampaikan salam dari Allah swt untukmu. Tapi saat kau marah dan kamu tidak mampu meredamnya, malaikat tidak turun dan syaithan-syaithan mengelilingimu. Aku tidak mau berada di tempat seperti itu.”

Tips saat amarah mendera:
Jika kamu sedang berdiri, maka duduklah
Jika kamu sedang duduk, maka berbaringlah
Ucapkan istigfar, dan apabila marahmu belum reda maka berwudlulah