Jumat, 24 Juni 2011

Surat Untuk Calon Ibu Mertua ku

Assalamualaikum Wr. Wb.

Sebelum saya terus menggores kata dalam tulisan ini
ijinkan lah saya memperkenalkan diri terlebih dahulu
duhai calon ibu mertuaku

Perkenalkanlah saya adalah wanita biasa dengan kepribadian yang teramat biasa
dan dari kalangan keluarga yang biasa saja

Saya bukanlah Khadijah ra, Seorang wanita yang luar biasa dalam Sejarah wanita islam…dan teramat Mulia
Saya bukanlah Aisyah ra, Seorang yang utama dalam ketakwaannya
Bukan pula Fatimah Az Zahra yang sangat utama dalam Ketabahannya
Tidak pula seperti Zulaikha yang teramat sangat cantiknya
Apalagi al Khansa yang sangat pandai mendidik mujahid – mujahid kecilnya

Tapi
Seperti yang saya katakan
saya hanya wanita biasa
Dengan ketakwaan yang biasa
Ketabahan yang tak seberapa
Dan kecantikkan saya pun tak pantas di perhitungkan

Namun ibu
Saya adalah wanita akhir zaman
Yang punya cita – cita, menjadi wanita Sholehah
Yang akan berusaha mengabdi pada calon Suamiku
dan juga padamu

Calon Ibu mertuaku
Saya bukanlah musuh mu yang hendak merebut perhatian dan kasih sayang anakmu
Tapi saya akan menjadi rekan mu untuk memberikan kasih sayang pada anak mu
Dan kelak pada mujahid – mujahida ku, calon cucu mu duhai ibu

Engkau tak perlu khawatir ibu
Saya tak akan memonopoli perhatian anak mu
Justru saya akan menjadikannya lebih taat padamu
Karena akan saya katakan padanya bahwa
engkau lah yang utama patut mendapat perhatiannya lalu saya

Saya pun tak akan marah jika engkau membantu mengatur rumah tangga ku
Karena sebagai wanita yang baru menikah patutlah saya belajar darimu yang berlimbah pengalaman
Dan engkau yang lebih tau keinginan anakmu

Duhai, Calon ibu mertuaku
Saya harap kita bisa menjadi rekan yang baik
Karena pernikahan adalah membuka tabir rahasia antara aku dan anakmu
Butuh banyak kesabaran untuk menghadapi banyaknya kejutan – kejutan dari perbedaan antara kami

Saya berharap engkau dapat menjadi penasehat jika ku sedang dalam ke alpaan
Menjadi pendegar yang setia saat saya ingin berbagi
Karena sekali lagi saya bukanlah siti hajar yang sabar dalam penderitaan
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Calon Menantumu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar